Minggu, 18 Oktober 2015

Gojek vs Ojek Konvensional

Siapa yang tak mengenal gojek akhir-akhir ini? Salah satu angkutan umum yang menggunakan kendaraan bermotor dengan seorang pengemudi yang menggunakan jaket hijau-hitam serta helm bertuliskan “GOJEK”, sedang marak dibicarakan oleh masyarakat luas. Hal ini karena banyaknya masyarakat yang mulai beralih ke gojek sehingga tak sedikit ojek konvensional melakukan protes karena pendapatan mereka berkurang.
Pengemudi gojek kadang juga mendapatkan hal yang tak menyenangkan dari para ojek konvensional. Selain protes, mereka kadang mengomel dan memarahi. Padahal mereka sudah melakukan perjanian perdamaian dan sepertinya perjanjian tersebut tidak bertahan lama. 
Tetapi, ketika para ojek konvensional disinggung alasan tak bergabung dengan gojek, mereka menjawab karena tidak cukup mahir dalam menggunakan teknologi dan sudah tidak sanggup untuk mengambil order dalam jarak jauh (untuk para lansia). Bahkan ada yang beralasan jika pendapatan gojek lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang mengambil penumpang di pangkalan. Salah satu teman mereka yang sudah pernah bergabung dengan gojek pun membenarkan hal tersebut dan keluar dari perusahaan[1]
Gojek pun tak jauh berbeda dengan ojek konvensional. Mereka kadang tersesat karena aplikasi Maps yang digunakan tidak selalu akurat, berebut pelanggan karena jaringan atau aplikasi yang error sehingga pelanggan melakukan order ulang, dan yang lebih parahnya jika mereka disuruh membeli barang[2]. Tak masalah jika pengemudinya mengerti tentang  barang yang akan dibeli, tetapi jika tidak? Petaka bagi mereka. 
Seharusnya, gojek dengan ojek konvensional bersaing secara sehat. Tidak ada gunanya saling memarahi, malah akan berimbas pada diri sendiri nantinya. Pemerintah harusnya lebih peka dengan persaingan ini dan memberikan sanksi bagi mereka yang melanggar perjanjian yang telah dibuat. Masyarakat juga harusnya dapat membaca situasi ini dan pesanlah layanan dengan sewajarnya.






[1] 2015. Pengakuan Ojek Pangkalan Soal Alasan Tak Mau Gabung GoJek. http://metro.tempo.co/read/news/2015/08/02/083688450/pengakuan-ojek-pangkalan-soal-alasan-tak-mau-gabung-gojek, 14 Oktober 2015.
[2] 2015. 6 Hal Memprihatinkan yang Kerap Dialami Pengojek Online. http://citizen6.liputan6.com/read/2335524/6-hal-memprihatinkan-yang-kerap-dialami-pengojek-online, 14 Oktober 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar