I.
Pengertian
Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata "organon" (bahasa Yunani), yang
berarti alat atau tools. Desain organisasi (organizational design) merupakan proses
memilih dan mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola
sumber-sumber untuk mencapai tujuan.
Pengertian organisasi dan metode secara lengkap adalah rangkaian proses
kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor
yang menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan memperhatikan
fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam rangka mencapai tujuan yang
sah ditetapkan.
Dalam hal ini
banyak sekali pengertian organisasi menurut pendapat-pendapat para ahli sebagai
berikut:
- Menurut Stoner : Pengertian Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Menurut James D. Mooney : Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Menurut Chester I. Bernard : Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Setiap bentuk
organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai
berikut :
- Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.
- Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang.
- Jelas tugas kedudukannya masing-masing.
- Ada tujuan tertentu.
Perkembangan teori-teori
organisasi dapat dilihat dan dikaji sejak sejak tahun-tahun pertama abad
keduapuluh, yang secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat)
kelompok besar, yakni:
1. Classic/klasik,
·
scientific management/manajemen ilmiah;
·
administrative management/manajemen
administrative;
·
the bureaucratic model of organization/model
birokrasi (Beach, 1980: 133).
2. Behavioral.
3. System
aproach/konsep sistem.
4. Contingency.
4. Contingency.
II.
Tipe dan
Bentuk Organisasi
i.
Tipe Organisasi
1. Piramida
Mendatar (Flat)
Ciri-ciri:
- Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki kewenangan sedikit.
- Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak.
- Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil.
2. Piramida
Terbalik
Organisasi piramida terbalik salah
satu unit dari tipe piramida terbalik ialah jumlah jabatan pimpinan lebih besar
daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi
yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti
organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
3. Tipe Kerucut
Ciri-ciri organisasi dari tipe kerucut:
- Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki atau kewenangan banyak.
- Rentang kendali sempit.
- Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan sampai kepada pejabat atau pimpinan yang bawah atau rendah.
- Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
- Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Secara garis
besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan
organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat
mereka terstruktur. Namun dalam kenyataannya, tidak ada sebuah organisasi formal
maupun informal yang sempurna.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu
struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan
otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada
juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainnya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu, organisasi formal tahan lama
dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
2. Organisasi
Informal
Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi, seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, organisasi juga
dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
- Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
ii.
Bentuk Organisasi
Memandang organisasi dari segi
tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab yang ada oleh organisasi. Dalam
perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu
diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
1. Organisasi
Lini (Line Organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, organisasi
lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical
antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan
jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain
masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini
sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi lini hanya tepat dipakai
dalam organisasi kecil.
Contohnya perbengkelan, kedai nasi, warteg, rukun tetangga.
Ciri-ciri:
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang.
- Jumlah karyawan sedikit.
- Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi.
- Belum terdapat spesialisasi.
- Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan.
- Struktur organisasi sederhana dan stabil.
- Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil.
- Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan).
Keuntungan-keuntungan penggunaan
organisasi tipe garis adalah :
- Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.
- Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan).
- Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
- Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat.
- Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan.
- Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi.
- Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.
- Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
- Adanya penghematan biaya.
- Pengawasan berjalan efektif.
Kelemahan-kelemahan organisasi
garis:
- Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi.
- Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
- Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter atau diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
- Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengambil inisiatif sendiri.
- Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
- Kurang tersedianya staf ahli.
Contoh bagan organisasi lini:
2. Organisasi
Lini dan Staf (Lini and Staff Org)
Merupakan kombinasi dari
organisasi lini, asas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas
pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan,
bantuan pikiran saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Ciri-ciri:
- Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.
- Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff.
- Terdapat 2 kelompok wewenang, yaitu lini dan staff.
- Jumlah karyawan banyak.
- Organisasi besar, bersifat komplek.
- Adanya spesialisasi.
Keuntungan penggunaan bentuk
organisasi garis dan staf:
- Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
- Adanya tugas yang jelas antara pimpinan staf dan pelaksana.
- Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
- Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan atau sumbangan pemikiran dari staf.
- Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
- Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya.
- Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
- Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.
Kelemahan-kelemahan dari bentuk organisasi
garis dan staf:
- Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
- Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
- Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting.
- Pimpinan lini mengabaikan advis staf.
- Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajar garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang.
- Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.
- Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidak senangan pegawai lini.
- Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
Contoh bagan :
3. Organisasi
Fungsional (Functional Org)
Diciptakan oleh Frederick W.
Taylor, organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus
dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian
yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri:
- Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.
- Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan.
- Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.
- Target-target jelas dan pasti.
- Pengawasan ketat.
- Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.
Keuntungan-keuntungan menggunakan
organisasi fungsional :
- Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.
- Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing.
- Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.
- Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib.
- Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
- Pembidangan tugas menjadi jelas.
Kelemahan-kelemahan organisasi
fungsional:
- Pekerjaan seringkali sangat membosankan.
- Sulit mengadakan perpindahan karyawan atau pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
- Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
Contoh bagan organisasi fungsional:
4. Organisasi
Lini dan Fungsional (Line dan Functional Org)
Suatu bentuk organisasi dimana
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya
dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih
melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang
pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit
terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri:
- Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
- Terdapat spesialisasi yang maksimal.
- Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pembagian kerja.
Kebaikan organisasi lini dan
fungsional :
- Soladaritas tinggi.
- Disiplin tinggi.
- Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal.
- Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.
Sedangkan keburukannya adalah :
- Kurang fleksibel dan tour of duty.
- Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.
- Spesiaisasi memberikan kejenuhan.
Contoh bagan organisasi lini dan fungsional:
5. Organisasi
Lini, Fungsional dan Staf (Line, Functional and Staff Org)
Organisasi ini merupakan
perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional.
Ciri-ciri:
- Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.
- Jumlah karyawan banyak.
- Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
1.
Karyawan dengan tugas pokok (line personal).
2.
Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal).
3.
Karyawan dengan tugas operasional fungsional
(functional group).
Contoh bagan:
6. Organisasi
Komite (Committee Org)
Suatu organisasi dimana tugas
kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
- Executive Committee (Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini.
- Staff Committee, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenang staf.
Ciri-ciri:
- Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif.
- Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan.
- Asas musyawarah sangat ditonjolkan.
- Organisasinya besar dan struktur tidak sederhana.
- Biasanya bergerak di bidang perbankan, asuransi, niaga.
Kebaikan organisasi komite:
- Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan.
- Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil.
- Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karir terjamin.
Sedangkan keburukannya:
- Proses decision making sangat lambat.
- Biaya operasional rutin sangat tinggi.
- Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab.
Contoh bagan:
III.
Struktur
atau Skema Organisasi
Struktur organisasi
adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan
posisi-posisi dalam suatu organisasi, komponen-komponen dalam tiap organisasi
memiliki ketergantungan. Sehingga jika suatu komponen baik, maka akan
berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi tersebut.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan
bentuk struktur organisasi, yaitu :
1. Bentuk
Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi
pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah digariskan dari atas
ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk
Mendatar atau Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kearah kanan atau sebaliknya.
3. Bentuk
Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.
4. Bentuk
Setengah Lingkaran
Dalam bentuk ini, saluran
wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang
terendah disusun dari pusat lingkaran kearah bidang bawah lingkaran atau
sebaliknya.
5. Bentuk
Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran
wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat
yang terendah digambarkan dengan pusat elips kearah bidang elips.
6. Bentuk
Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk
pimpinan sampai dengan organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam
susunan berbentuk piramid terbalik.
Fungsi
struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh
manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang
harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga
proses kerja sama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai
dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kejelasan gambaran
struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk
mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan
hasil guna dapat terwujud.
Fungsi atau kegunaan struktur
dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Kejelasan Tanggung Jawab.
Setiap anggota organisasi harus
bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota
organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan,
karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggung jawabkan.
- Kejelasan Kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang
dalam struktur organisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi
maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang
dipercayakan kepada seseorang.
- Kejelasan Uraian Tugas
Kejelasan uraian tugas dalam
struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan
dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan
suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
- Kejelasan Jalur Hubungan
Dalam rangka pelaksaan tugas dan
tanggung jawab setiap karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka
dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur
penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling menguntungkan.
Pola dasar
struktur organisasi sebaiknya tersusun relatif permanen, artinya tidak perlu
selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan
fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun
pola dasar struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu
mendapat perhatian dalam mengisi struktur organisasi adalah manusia yang
memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis tugas dalam bagian-bagian tugas
atau pekerjaan pada struktur tersebut.
Penggolongan aktivitas dalam
struktur dapat kita bagi menjadi empat unsur :
- Unsur pimpinan,
- Unsur pembantu pimpinan,
- Unsur pelaksana tugas pokok,
- Unsur pelaksana tugas-tugas fungsional.
Rentang
kendali (span of control) sering disebut juga span of management, span of
executive atau span of authority. Rentang kendali adalah batas jumlah bawahan
langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer.
Rentang
kendali menggambarkan jumlah orang yang harus melapor kepada seorang manajer.
Dengan semakin meningkatnya rentang kendali, akan berakibat pada menurunnya
jumlah lapisan hirarki pada suatu organisasi. Akibat lain adalah semakin
berkurangnya kerumitan organisasi serta berkurangnya biaya manajerial yang
disebabkan struktur organisasi yang semakin sederhana serta semakin sedikitnya
manajer yang harus diperkerjakan. Namun demikian, keunggulan ini akan
dilemahkan oleh menurunnya efektivitas organisasi disebabkan munculnya sumbatan
informasi dan pengambilan keputusan, dimana seorang manajer diharuskan menerima
dan menganalisis informasi serta membuat keputusan terlalu banyak, disamping
harus mengarahkan kegiatan bawahan yang terlalu banyak juga.
Ada dua faktor utama yang
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk meningkatkan rentang kendali
manajerial:
- Pentingnya hubungan tatap muka dengan bawahan, karena manajer harus mampu melakukan hubungan pribadi dalam menyelesaikan masalah-masalah lainnya, dan jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini melakukan kegiatan ini merupakan kendala mendasar dalam menentukan jumlah bawahan atau rentang kendali.
- Berkaitan dengan pengendalian dan evaluasi dari kegiatan masing-masing bawahan serta masing-masing subunit organisasi. Kegiatan ini sangat bergantung pada informasi yang disediakan oleh sistem informasi.
Perlunya rentang kendali dalam
organisasi:
- Keterbatasan waktu.
- Keterbatasan pengetahuan.
- Keterbatasan kemampuan.
- Keterbatasan perhatian.
- Rentang kendali setiap pemimpin atau manajer tidak sama (relatif).
Faktor yang membatasi rentang
kendali:
- Sifat dan terperincinya rencana.
- Latihan-latihan dalam perusahaan.
- Posisi manajer dalam perusahaan.
- Dinamis dan statisnya organisasi.
- Efektivitas komunikasi.
- Tipe pekerjaan yang dilakukan.
- Kecakapan dan pengalaman manajer.
- Span of personality and energy.
- Dedikasi dan partisipasi bawahan.
IV. Kesimpulan
Pengertian bentuk
organisasi sering disamakan dengan tipe organisasi, padahal keduanya berbeda.
Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
dengan tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi
memandang dari segi tata hubungan, wewenang (authority), dan tanggung jawab (responsbility),
yang ada dalam suatu organisasi.
V.
Contoh
Kasus
Konflik Buruh Dengan
PT Megariamas
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh
Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT
Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang, ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan
Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir
memberikan tunjangan hari raya (THR).
Ratusan buruh
PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit,
Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukul
12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar orasi
yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR
mereka. Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.
“Kami menuntut hak kami untuk
mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan jangan dikarenakan
ada konflik internal kami tidak mendapatkan THR, karena setahu kami perusahaan
garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin
Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami,” jelas Abidin, koordinator unjuk rasa
ketika berorasi di tengah-tengah rekannya yang didominasi kaum perempuan itu,
Selasa (23/9), di depan kantor Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui
ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella,
Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk ekspor itu telah berdiri sejak
1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan.
Demonstrasi ke
Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga
mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan.
Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai
terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan
ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak
akan memberikan THR kepada pekerjanya.
Mengetahui hal
tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin
Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin
Nakertrans Jakut, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya
perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan, di ruang
rapat kantornya. Dalam pernyataannya di depan para pendemo, Saut Tambunan
berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan
permasalahan tersebut. “Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi
fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Saut.
Selain itu,
Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah
kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen
wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada
beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.
Sesuai
peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak menerima THR.
Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di atas tiga
bulan, THR-nya akan diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1
bulan gaji. Karyawan yang baru bekerja di bawah tiga bulan bisa saja dapat
tergantung dari kebijakan perusahaan.
Saut
menambahkan, sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang didemo karena mangkir
membayar THR. “Sesuai dengan peraturan H-7 seluruh perusahaan sudah harus
membayar THR kepada karyawannya. Karena itu, kami upayakan memfasilitasi. Untuk
kasus karyawan PT Megariamas Sentosa memang sedang ada sedikit permasalahan
sehingga manajemen sengaja menahan THR mereka. Namun, sebenarnya itu tidak
boleh dan besok kami upayakan memfasilitasi ke manajemen perusahaan.”
Lebih lanjut
dikatakannya, untuk kawasan Jakarta Utara tercatat ada sekitar 3000 badan usaha
atau perusahaan di sektor formal. Untuk melakukan monitoring, pihaknya
menugaskan 15 personel pengawas dan 10 personel mediator untuk menangani
berbagai kasus seperti kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan
upah maupun upah normatif dan THR. “Kami masih kekurangan personel, idealnya
ada 150 personel pengawas dan 100 personel mediator,” tandas Saut Tambunan.
Analisis :
Dengan membaca
artikel diatas kita mendapatkan salah satu contoh kasus suatu konflik yang
terjadi dalam suatu organisasi perusahaan. Didalam kasus ini terlihat bahwa
seorang pemimpin berlaku tidak bertanggung jawab, tidak adil dan tidak jujur
terhadap bawahannya dalam memimpin dan menjalankan suatu perusahan. Mereka
beretika tidak baik dengan tidak memberikan hak para buruh, berbohong pada
buruh, tidak memberikan hak THR, bisa memecat buruh yang menurut mereka terlalu
vokal dengan mudah dan senantiasa mempermainkan para bawahannya terutama buruh
dengan bertindak sangat tidak bijaksana sebagai seorang yang memiliki kekuasaan
di dalam perusahaan.
Kasus seperti
ini jelas sangat berpengaruh terhadap terjadinya sebuah konflik. Kasus etika
dan sikap pemimpin adalah penyebab utama terjadinya konflik dalam kasus ini.
Bila kasus seperti ini semakin banyak, maka semakin banyak pula buruh yang akan
menjadi korban para pemilik perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan
bertindak sewenang-wenang seperti contoh kasus diatas. Bila kasus ini tidak
selesai dengan cara mediator atau jika dengan cara mediator maka perlu adanya
proses hukum karena pemilik telah melanggar hak seseorang dan telah melanggar
hukum yang berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja. Mungkin ini
adalah salah satu solusi yang mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam
perusahaan seperti ini dan sebaiknya para pengusaha memperlakukan bawahannya
dengan sebaik-baiknya dengan memberikan hak sesuai dengan kewajiban mereka di
perusahaan.
Sumber:
- Sukanto R & T. Hani Handoko. Organisasi Perusahaan Edisi II. PBFE, Yogyakarta. 2000.
- Widyatmini & Izzati A. Pengantar Organisasi dan Metode. Gunadarma, Jakarta. 1995.
- http://elvanmahardika.blogspot.com/2013/11/konflik-atau-kasus-pada-suatu-organisasi.html?m=1
- http://codingenthusiast.blogspot.com/2014/09/tugas-teori-organisasi-umum-1.html?m=1
- http://slurppsss.wordpress.com/2010/11/07/teori-organisasi-beserta-struktur-struktur-di-dalamnya/
- http://yoginofiawan.blogspot.com/2012/11/teori-organisasi-umum-bab-5-dan-6.html?m=1
- http://yusvan.blogspot.com/2010/11/ciri-unsur-teori-organisasi-tipe-dan.html?m=1